tag:blogger.com,1999:blog-20005603578719020612024-03-06T08:30:12.805+07:00Around-Jogjanotes and pictures of my trip at around the city with outstanding historical and cultural heritageadminhttp://www.blogger.com/profile/05639059565594385050noreply@blogger.comBlogger32125tag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-6219980309906395572014-01-02T17:24:00.000+07:002014-01-02T19:53:23.749+07:00Daftar Desa Wisata di Yogyakarta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 0em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-wF5xZJiO-W8/UsU4DOENNXI/AAAAAAAALOg/jVOxG1jlAKM/s1600/icon-around-jogja.jpg" /></a></div>Berminat mengunjungi Jogja? Menikmati berbagai obyek wisata di sekitar kawasan ini adalah salah satu pilihan tepat untuk menghabiskan waktu liburan bersama keluarga. Tak hanya memiliki berbagai destinasi wisata unggulan yang menarik dan unik, Jogja juga mudah ditempuh, serta menyediakan fasilitas lengkap dan nyaman, dengan biaya relatif ekonomis dan terjangkau. Di antara berbagai tujuan wisata andalan yang tersedia, terdapat desa-desa wisata yang tersebar di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikut ini daftar desa-desa wisata sebagaimana dilansir harian "Tribun Jogja" (28/12/2013):<br />
<ol><li><b>Desa Wisata Pentingsari</b></li>
Terletak di Pentingsari, Umbulharjo, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman. Tersedia 30 <i>homestay</i> (75 kamar), kapasitas 200 orang. Harga Rp. 75.000/orang/hari (3x makan). Tel.: 085868663456,081215663039.
<li><b>Desa Wisata Rumah Domes</b></li>
Beralamat di New Nglepen, Sengir, Sumberharjo, Prambanan, Kab. Sleman. Lima ruangan, terdiri atas ruang tamu, dua ruang tidur, satu dapur, satu ruang keluarga. Kamar mandi dan WC terpisah. Tel.: (0274) 6943217, 085743330670.
<li><b>Desa Wisata Karangtengah</b></li>
Beralamat di Karangtengah, Imogiri, Kab. Bantul, menyediakan kamar-kamar bernuansa tradisional yang terbuat dari kayu, sebagian besar di rumah-rumah penduduk, namun terjaga kebersihan dan kerapiannya. Tel.: 081328003052.
<li><b>Kampung Coba Wisata</b></li>
Terletak di pusat kota, tepatnya di wilayah Dagen, sebelah barat kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta.
<li><b>Desa Wisata Glagah</b></li>
Beralamat di Dusun Glagah, Temon, Kab. Kulonprogo, desa ini menyediakan 20 buah homestay berkapasitas 200 orang, dengah harga Rp. 70.000 - Rp. 150.000 per orang. Tel.: 08157936502
<li><b>Desa Wisata Manding</b></li>
Desa wisata ini beralamat di Manding, Sabdodadi, Kab. Bantul. Tel.: (0274) 6662191, 081931745724.
<li><b>Desa Wisata Candran</b></li>
Daya tarik lokal yang menjadi keunikan desa yang terletak di Jalan Parangtritis km. 17, Kebonagung, Imogiri, Kab. Bantul ini adalah terdapatnya pelajaran membatik, memasak masakan tradisional, dan lain-lainnya. Tel.: (0274) 7865311, 7892762.
<li><b>Desa Wisata Nglanggeran</b></li>
Terletak di Nglanggeran, Patuk, Kab. Gunungkidul dan menyediakan lima buah <i>homestay</i>. Tel.: 081802606050.
<li><b>Desa Wisata Kinahrejo</b></li>
Desa yang terletak di Kec. Cangkringan, Kab. Sleman ini sempat sangat terkenal karena merupakan tempat tinggal Mbah Maridjan (alm), juru kunci Gunung Merapi.
<li><b>Desa Wisata Kasongan</b></li>
Desa yang terletak di wilayah Kajen, Bangunjiwo, Kab. Bantul ini merupakan pemukiman para kundi (yang berarti buyung atau gundi, yakni para pembuat gendi, kuali, maupun kerajinan gerabah lainnya). Hasil karya perajin Kasongan sudah terkenal sejak dulu, dan dipasarkan hingga ke luar negeri.
<li><b>Desa Wukirsari</b></li>
Desa ini terkenal dengan tradisi membatik yang sudah berlangsung turun-temurun. Beralamat di wilayah Imogiri, Kab. Bantul. Tel.: (0274) 6640777, 081804395666.
<li><b>Agrowisata Turi</b></li>
Obyek wisata ini mulai didirikan pada tahun 1988 dan dibuka resmi tahun 1994, terletak di Dusun Gadung, Bangunkerto, Turi, Kab. Sleman. Produk unggulannya adalah salak pondoh.
<li><b>Desa Wisata Kebonagung</b></li>
Beralamat di Kebonagung, Imogiri, Kab. Bantul, desa wisata ini menyediakan enam unit <i>homestay</i> dengan kapasitas 40 orang. Harga Rp. 50.000/orang (3x makan). Tel.: 08157927374.
<li><b>Desa Wisata Tanjung</b></li>
Beralamat di Tanjung, Donoharjo, Ngaglik, Kab. Sleman, desa wisata ini menyediakan <i>homestay</i> dengan kapasitas total 200 orang. Biaya per orang Rp. 65.000 (3x makan). Tel.: (0274) 7828916, 08156891681. </ol>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-90283186929256105002013-11-19T05:37:00.001+07:002013-11-19T05:40:12.948+07:00Berapa Sih Harga Salak di Jogja?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href=""><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-5i_gFkAkuMU/UoqWkXGbQvI/AAAAAAAAK8c/81zskO7rxrk/s1600/salak-jogja.JPG" /></a></div><br />
Salak merupakan salah satu jenis buah yang populer dan relatif banyak dijajakan di sekitar Jogja. Hal ini disebabkan terdapat komoditas lokal ‘Salak Pondoh’ yang merupakan produk andalan dari wilayah utara daerah istimewa ini. Sebut saja wilayah Turi, Kabupaten Sleman, yang sejak dulu dikenal merupakan penghasil buah manis tersebut.<br />
<br />
Dari pantauan pada sebuah pasar kulakan modern yang terletak di Jalan Magelang, pada Senin (18/11/2013) salak dibandrol harga Rp. 650 per 100 gramnya, alias Rp. 6.500 per kilogram. Berapa harga salak di luar pasar moderern tersebut? Nampaknya bervariasi dan tergantung pula pada kualitas rasanya. Pembeli dapat mendapatkan harga yang lebih murah jika mendapatkan salak dari petani atau penjual ‘tangan pertama’, sedangkan harga di penjaja pinggir jalan, atau pasar tradisional alamiahnya akan sedikit lebih mahal.<br />
<br />
Jika pada minggu lalu salak pondoh 'langsung dari kebun' dapat dibeli seharga Rp. 4.000 per kilogramnya, minggu ini harganya sudah turun lagi pada level Rp. 3.000 per kilogram. Harga yang rendah dapat disebabkan oleh berlangsungnya panen raya atau musim salak yang ditandai membanjirnya salak di pasaran.<br />
<br />
Melimpahnya salak khas ini, selain menguntungkan pembeli, dapat pula mengancam pendapatan petani dan penjual salak. Yang paling memprihatinkan adalah jika salak yang tak terjual akhirnya terbuang percuma. Penduduk di kawasan penghasil salak sudah sejak beberapa tahun yang lalu diberikan pelatihan untuk mengolah salak dalam bentuk yang lain dan lebih tahan lama, sehingga tak hanya bergantung pada penjualan produk segar.<br />
<br />
Berminat mencicipi salak pondoh dan salak lainnya yang dihasilkan dari Jogja? Silakan berkunjung secepatnya.<br />
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-39797447018954016092013-05-11T08:36:00.001+07:002013-05-11T08:36:09.206+07:00Cukup Dua Ribu Perak Saja, Nasi Kuning di Jogja Tetap Enak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href=""><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-5iOgr4Feidw/UY2e4hTm7RI/AAAAAAAAJxY/4YPrJZ7Q97g/s1600/naskun.JPG" /></a></div><br />
Berbicara tentang kuliner, Jogja adalah tempatnya. Anda dapat mencari berbagai macam makanan khas tradisional hingga modern di tempat wisata terkemuka ini. Hotel berbintang hingga pedagang lesehan siap melayani kebutuhan Anda dalam hal yang satu ini.<br />
<br />
Kesiapan budget liburan sangat berpengaruh pada pemilihan jenis kuliner yang diinginkan, tetapi jangan khawatir, dana terbatas bukan berarti kita tak dapat berlibur dengan enak. Khusus tentang makanan, Anda masih akan dapat mencari, memilih dan menikmati sajian yang murah meriah di Jogja. Nasi kucing (sego kucing) adalah salah satu contoh yang paling terkenal.<br />
<br />
Tapi ada alternatif lain sarapan pagi yang tak kalah mantapnya. Porsi nasi kuning seharga Rp. 2000 yang dapat dicari di pasar tradisional atau warung sayur, tetap mencukupi untuk mengganjal perut di pagi hari. Tetap enak, tak asal-asalan dibuatnya, dan tentunya sangat ekonomis.<br />
<br />
Jogja, memang tempat berlibur yang istimewa. Dengan biaya yang bersahaja, kunjungan Anda tak harus mendapat yang biasa-biasa aja.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-83846509058595724792013-05-04T06:04:00.000+07:002013-05-04T06:04:07.781+07:00Pasar Klithikan Pakuncen, Terbesar di Jogja<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href=""><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-0O1CVS6HBpY/UYQ9tk7iXnI/AAAAAAAAJqM/lHZHnhjyzJg/s1600/pasar-klithikan-pakuncen.JPG" /></a></div><br />
Pasar Klithikan Pakuncen, yang terletak di Jalan HOC Cokroaminoto No. 34 Pakuncen Kota Yogyakarta, merupakan pusat penjualan barang-barang bekas terbesar di Jogja. Pasar barang <i>second hand</i> ini beroperasi secara resmi mulai Desember 2007 dan merupakan relokasi dari pedagang barang bekas yang biasanya mangkal di tiga tempat, yakni Jalan Mangkubumi, Jalan Asemgede dan Alun-alun Kidul Kraton Jogja. <br />
<br />
Buka dari pagi hingga jam 21.00 malam, Pasar Klithikan Pakuncen menarik untuk dikunjungi, terutama untuk mereka yang ingin melihat dari dekat kekhasan pasar tersebut. Pasar barang bekas atau loakan, apalagi dalam skala besar, belum tentu terdapat di semua kota di Indonesia. Anda dapat mendatanginya, untuk mencari kebutuhan barang bekas tertentu atau sekedar jalan-jalan. Siapa tahu ternyata berjumpa item yang tak disangka-sangka.<br />
<br />
Pasokan barang bekas di Pasar Klithikan Pakuncen berasal dari berbagai daerah, mulai dari sekeliling Jogja, hingga Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, bahkan Pulau Sumatera. Sekitar 700-an lapak yang tersedia disini dikelompokkan dalam dua jenis barang utama: konveksi dan elektronik. Harga, tentu bisa dinego sesuka hati. Jika cocok, transaksi pun terjadi.<br />
<br />
Fasilitas yang tersedia cukup memadai, dari mulai parkir, kamar mandi hingga tempat kuliner.<br />
<br />
Nah, tertarik berkunjung kesana? Ayo ke Jogja!Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-74132602092280383912013-05-02T10:57:00.000+07:002013-05-02T10:57:25.008+07:00Kisah Dibalik Prasasti Tangga Batu Mesjid SyuhadaTerbuat kokoh dari material batu alam, tangga di lingkungan Mesjid Syuhada, Kotabaru Yogyakarta, masih menyimpan tulisan yang terpelihara hingga kini. Tiga baris tulisan yang terdiri dari huruf arab, aksara jawa, dan angka latin tersebut menunjuk pada tahun pembuatan mesjid megah kebanggaan kota Jogja.<br />
<br />
Menurut catatan Olivia Lewi Pramesti di situs <a href="http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/07/masjid-syuhada-yogyakarta-perpaduan-nasionalisme-dan-nilai-islami"><i>National Geographic Indonesia</i></a>, Mesjid Syuhada memiliki sejarah yang menarik. Tempat ibadah yang arsitekturnya penuh simbol perjuangan dan dibangun mirip Taj Mahal di India tersebut didirikan sebagai 'hadiah' dari Presiden Soekarno untuk para pejuang yang sering berkumpul di daerah Kotabaru. Nama Mesjid Syuhada sendiri dicetuskan oleh Haji Benyamin, seorang tokoh pejuang Islam.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href=""><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhc0ubzB7zQg670Vge3BW-OeGe3gvwCY0KbQIaszQiFYZk-9dCW7A8F-ZNQeT3gg6S61EWYPsVUAtYmKsgjdC7bPfNn_eqoiGYQ9eIv_rt-zstpDaqbmeDoV1LH8wLYetmzJtFjwWXvS70/s1600/tangga-1952.JPG" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Tiga baris tulisan pada tangga batu yang berfungsi sebagai prasasti, kondisinya masih terpelihara baik, dan dilihat oleh pengunjung Mesjid Syuhada Kotabaru Yogyakarta yang melaluinya setiap hari. </i></td></tr>
</tbody></table>Konon, para pejuang di kala itu sempat harus ikut mengerjakan shalat di halaman gereja Kristen di Kotabaru, karena fasilitas mesjid belum tersedia. Daerah Kotabaru sendiri menjadi tempat berkumpul para pejuang, pada saat ibukota negara RI dipindah ke Yogyakarta.<br />
<br />
<blockquote>Selain Soekarno, tokoh pahlawan yang menggunakan masjid ini di antaranya Mr. Assaat, Sri Sultan HB IX, RH Benyamin, Letkol Soeharto, Hamka, serta Abdulkahar Muzakkir. Karena dipersembahkan untuk para pahlawan, maka Masjid Syuhada ini terkenal dengan masjid nasionalis.<br />
<br />
Simbol nasionalisme tercermin dari 17 anak tangga, gapura masjid dengan segi delapan, kubah pertama berjumlah empat, dan kubah atas berjumlah lima. Dapat disimpulkan bahwa masjid ini adalah simbol kemerdekaan RI yakni 17 Agustus 1945.</blockquote><br />
Berbagai bangunan tua, berupa gedung, tugu, dan lain sebagainya, masih tetap eksis dan tersebar di seputaran kota Jogja. Elok, jika generasi penerus tetap memelihara peninggalan-peninggalan jaman dulu tersebut, sembari menggali nilai-nilai positif yang tersimpan dalam kisah yang menyertainya.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-86222085865556149092013-05-01T10:30:00.004+07:002013-05-01T10:36:06.846+07:00Balada Penari Jalanan di Kota JogjaMereka konon datang dari wilayah-wilayah tetangga sekitar Jogja, muncul sendiri-sendiri atau dalam rombongan kecil. Nampak sebagian dari mereka memang memiliki kemampuan luwes beratraksi seni tari dan mungkin juga terbiasa manggung. Sepinya order manggung dan minimnya pendapatan, itulah yang diduga mendorong mereka turun ke jalanan Jogja, berubah menjadi penari jalanan di perempatan-perempatan.<br />
<br />
Pemerintah daerah di wilayah Jogja sudah berkali-kali memberikan himbauan kepada masyarakat, agar tidak memberikan apresiasi dalam bentuk uang kepada para pengamen di jalanan. Para pengamen tersebut tak hanya terdiri atas penari tradisional, tetapi juga anak-anak, orang tua, difabel, dan kelompok remaja <i>punk</i>. Sebagian sama sekali tak menawarkan hiburan, hanya semata menengadahkan tangan dan meminta belas kasihan. <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href=""><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-OzxifxQnjkU/UYCMK_oJCFI/AAAAAAAAJoU/08n1Wq2bwMs/s1600/pengamen-bertopeng.JPG" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Penari jalanan di perempatan Demak Ijo Jogja</i></td></tr>
</tbody></table>Kehadiran mereka, apalagi jika nampak kusut dan 'menyeramkan', dirasa cukup mengganggu pengendara mobil, meski sejauh ini tak ada laporan mengenai perusakan mobil atau kendaraan yang memolak memberi uang receh. Masyarakat patut bersyukur, kehadiran mereka relatif masih sopan dan tak memaksa.<br />
<br />
Dibanding ibu-ibu yang mengeksploitasi anak kecil yang digendong dibawah terik matahari, dan meminta sumbangan pada mobil motor yang terhenti lampu merah, para penari jalanan memiliki kekhasan kareakter. Mereka benar-benar menari, berbusana dan bahkan menggunakan riasan seperlunya, meski hanya dalam durasi waktu sekejap, dan diiringi musik dari alat tabuh minimalis. <br />
<br />
Biasanya mereka tampil berdua, seorang menari di hadapan penonton, seorang lagi duduk di trotoar menabuh alat gamelan sederhana secara berirama. Penari pengamen ada yang memakai topeng, ada juga yang tidak, tetapi biasanya menggunakan riasan bak punakawan dalam pagelaran wayang orang. Beberapa penari bahkan kadang menggunakan pecut yang bersuara keras, dan dapat mengagetkan penonton yang menyaksikan.<br />
<br />
Bagaimanapun, peraturan adalah peraturan. Kehadiran para pengamen jalanan ini dianggap melanggar peraturan dan harus ditertibkan, sehingga berbagai razia dan penertiban dilakukan. Tapi ternyata penertiban seolah tak memberi dampak yang berarti, karena para pengamen -tak hanya penari jalanan- terus ada, bahkan hingga di pusat kota Jogja, seperti di perempatan Tugu.<br />
<br />
Para penari jalanan, meski sudah ditertibkan dan dibina, terus muncul dari waktu ke waktu. Kerepotan yang dialami para penegak aturan, diantaranya karena ternyata yang muncul orangnya berbeda-beda, mungkin karena banyaknya penari yang tertarik turun ke jalan.<br />
<br />
Di sisi lain, para pengemudi kendaraan nampaknya juga tak pernah benar-benar tega untuk menganggap mereka sebagai pengganggu, sebab para pengamen juga sedang mencari nafkah. Tanggapan ini sedikit berbeda jika ditujukan kepada para pengeksploitasi bayi, atau peminta-minta tulen. <br />
<br />
Meski sebenarnya profesi para penari jalanan ini relatif berbahaya dan dapat mengganggu lalu-lintas, realitanya mereka ada di seputaran Jogja.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-82780534610877856222013-04-28T16:46:00.002+07:002013-04-28T17:18:36.171+07:00Asyik! Beli Cenderamata Jogja, Sembari Nonton Demo MembatikToko Mirota Batik di Jogja. Pengunjung hilir mudik keluar masuk pada jam buka. Tamu datang dari dalam dan luar Jogja untuk mencari cenderamata sebagai oleh-oleh kunjungan ke kota gudeg. Toko ini memang menyediakan begitu banyak produk kerajinan dengan pilihan yang memuaskan mata. Lengkap, bahkan boleh dibilang sangat lengkap! Pernak-pernik besar kecil pun tersedia untuk dibeli dan dibawa pulang ke kota asal pelancong.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href=""><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-fcWyYAUg9TI/UXzuKiVwQnI/AAAAAAAAJfU/ntAZcFoILfM/s1600/membatik-1.jpg" /></a></div><br />
Tempat bernuansa khasa jawa ini dituju wisatawan lokal maupun mancanegara, bukan hanya karena letaknya yang strategis di Jalan Malioboro Jogja, tetapi juga disebabkan kelengkapan dan kualitas produk, pelayanan, serta harga yang relatif terjangkau. Semua cenderamata khas Jogja tertata rapi didalam rak-rak dan display khusus. Begitu semarak dan meningkatakan semangat belanja. <br />
<br />
Tak cuma lengkap, sambil mencari cenderamata pilihan, pengunjung dapat pula menyempatkan melihat demo membatik yang dikerjakan oleh petugas khusus. Sembari duduk sang pembatik melaksanakan tugasnya dengan tekun, seolah tak terganggu sedikitpun oleh hilir mudiknya pengunjung. Para pengunjung toko dapat melihat secara langsung proses pewarnaan motif batik, dan memperhatikan perlengkapan dalam proses memproduksi seni tradisional yang bernilai tinggi tersebut.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href=""><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNSMeMtOd6ABPvArhFU6n_2WpECHMtdUD09zca45QlLOxz78sSpDtbEHwG4m0nr05NykRfViTWTI953g7noBWbqkDsf-sIDeTsJwbl85flb1rZB5dM5Z8A6w0ogYE2p_xy8gCpXqa9MMM/s1600/membatik-2.jpg" /></a></div><br />
Jangan tanya bagaimana suasana toko di musim liburan atau <i>peak season</i>. Di dalam ruangannya bisa sampai nyaris berdesak-desakan, saking padatnya pengunjung. Secara jenaka, pengelola toko memberi papan peringatan akan adanya bahaya copet yang dapat mengambil kesempatan ditengah keramaian. <br />
<br />
Jika Anda berencana pergi ke Jogja, dan masih bingung kemana mencari pernak-pernik cenderamata, silakan jadikan Toko Mirota Batik sebagai salah satu tujuan persinggahan di kota gudeg. Jangan lupa berkomentar disini jika sudah atau pernah mengunjunginya. Have a nice trip to Jogja!Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-89200711131257521232013-04-28T06:54:00.001+07:002013-04-28T06:54:32.158+07:00Bubur Ayam, Alternatif Kuliner Pagi di Jogja<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href=""><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-sYMW_SrhV9s/UXxkRHGOdUI/AAAAAAAAJew/PE9kxStD2is/s1600/bubur-ayam.JPG" /></a></div><br />
Bubur ayam dapat menjadi pilihan yang cocok sebagai kuliner pagi di sela-sela kunjungan wisata Anda di kota Jogja. Semangkok (atau dua mangkok?) bubur yang masih mengepul, diberi kuah gurih dan mungkin juga sambal pedas, merupakan kenikmatan tersendiri selepas jalan-jalan ringan atau bersepeda.<br />
<br />
Meski kota jogja menawarkan banyak alternatif makan pagi, bubur ayam memiliki pelanggan sendiri yang rela antri untuk mendapatkannya. Tua muda hingga kanak-kanak menyukainya dengan berbagai variasi sesuai selera. Sebagian menghindari kacang dan pedas misalnya, sementara yang lain menambahkan banyak merica untuk mendapat tambahan efek hangat dan pedas.<br />
<br />
Bubur ayam di kota Jogja pun bermunculan, meski beberapa nama sudah relatif lama 'bercokol' di jagad perbuburan kota gudeg. Yang menarik, bubur ayam khas Jakarta cukup populer sebagai brand populer, meskipun belum ada hasil survei 5 nama teratas provider bubur di Jogja. <br />
<br />
Jika Anda berada di kota Jogja, dan mencari bubur ayam, tidak usah khawatir karena cukup banyak penjual bubur yang dapat menjadi tujuan singgah. Anda dapat mengarahkan kayuhan sepeda ke arah ujung Jalan Pangeran Mangkubumi misalnya, karena ada bubur ayam "Syarifah" khas Jakarta, tepatnya berdekatan dengan kantor PLN. <br />
<br />
Penjual bubur ayam yang ada di foto, Bubur Ayam Khas Jakarta "Abdul Kholiq", terletak persis di depan markas militer (kompi senapan) di perempatan Demak Ijo, Jalan Raya Godean. Depot bubur yang ini, meski muncul belakangan juga sudah ramai pengunjung di pagi hari. Harga bubur ayam disini Rp. 6.000/porsi, sedikit lebih murah daripada di "Syarifah", tetapi dengan ukuran porsi lebih banyak. Rasanya, tak kalah enak!Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-14930158458267875882013-04-27T20:58:00.000+07:002013-04-27T20:58:47.890+07:00Silakan Mengintip Keindahan Heritage Eks Hotel Toegoe Jogja di Lubang Ini!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href=""><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-cbBHQrGAtoc/UXu2fwWBd5I/AAAAAAAAJeg/69LJgVzzp90/s1600/intip+jogja+heritage.JPG" /></a></div><br />
Kota Jogja memiliki elemen publik yang begitu tinggi rasa cinta dan kepeduliannya pada pelestarian aset budaya. Tak heran jika penyelamatan <i>heritage</i> kota Jogja mendapat dukungan kuat, dan mereka bergerak secara aktif dalam bentuk-bentuk nyata aksi pembelaan. Aksi protes nyata misalnya dapat dilihat pada penulisan dinding seng yang mengelilingi gedung yang terletak di seberang Stasiun KA Tugu Jogja, tepatnya di ujung Jalan Pangeran Mangkubumi. <br />
<br />
Aksi pencoretan dinding seng dan penempelan poster-poster berisi tulisan protes di dinding pagar seng, memuat pesan jelas bahwa gedung tersebut dinilai masyarakat sebagai bagian dari <i>heritage</i> Jogja, dan BCB (Bangunan Cagar Budaya) seharusnya dibuka, bukannya ditutup.<br />
<br />
Bangunan yang cukup luas itu dulu adalah eks Hotel Toegoe (Plaza Kedaung) yang dimiliki pengusaha H. Probosutedjo, dan sebagian lahannya pernah dipakai sebagai tempat pameran bonsai dan tanaman hias. Sebagian besar masyarakat nampaknya tidak tahu apa yang akan dilakukan dengan gedung tersebut, tetapi yang jelas pemasangan dinding seng dalam jangka lama dinilai mengganggu pandangan dan keindahan kota. <br />
<br />
<a href="http://jogja.tribunnews.com/2012/09/17/pemkot-bongkar-penutup-hotel-toegoe">Tribun Jogja</a> pernah memberitakan eks Hotel Toegoe akan direvitalisasi, tetapi perizinannya macet karena Dinas Kebudayaan DIY belum mengeluarkan rekomendasi. Rekomendasi sendiri terhambat oleh pengurangan luas sebesar 700 meter persegi, sehingga harus ada revisi SK Menteri Kebudayaan tahun 2007 yang menetapkan eks Hotel Toegoe sebagai Bangunan Cagar Budaya. Pengelola lahan sendiri mengaku sudah mengantongi izin perombakan, sehingga terjadi pengurangan luas lahan tersebut.<br />
<br />
Meski ada penilaian bahwa Dinas Perizinan seharusnya dapat membongkar dinding penutup lokasi, tetapi nyatanya hingga hari ini dinding seng pembatas yang cukup tinggi masih berdiri.<br />
<br />
Tapi tunggu, rupanya pemilik atau pengelola gedung tak menutup semua batas terluar dengan dinding seng. Ada juga bagian pagar yang dibiarkan memiliki lubang untuk mengintip keadaan didalamnya. Lubang tersebut tidak selamat dari coretan bernada sindiran. <br />
<br />
Nah, masih berminat mengintip salah satu <i>heritage</i> Jogja ini? Silakan, lubang intip sudah tersedia...Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-21891507223609304032013-04-27T05:54:00.002+07:002013-04-27T06:08:16.171+07:00Nyamankah Lalu-Lintas di Jogja?Penduduk dan pengunjung Kota Jogja dan kabupaten-kabupaten sekelilingnya, yang masih merupakan bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta, patut bersyukur bahwa pemeliharaan dan peningkatan fasilitas jalan mendapat perhatian sangat besar dari pemerintah. Hal ini dapat dipahami berkaitan dengan ketergantungan yang sangat besar terhadap pariwisata, sehingga sarana jalan merupakan hal yang sangat vital dan diprioritaskan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2000560357871902061"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEip8Ag5VFIpB52JvQ8sy4wDp26SHGZlxDDGhR1Vjy98QPXnhjKdwQwh6hQlf_Xzw9EwsjPHxSlgGQUYQAMRXi0yxhGyk37SjwGSoxNIR0nbSNsWL5kN3N1Lfj9zmGlX9Xp9er_VN1kcbig/s1600/jaguar-di-jogja.JPG" /></a></div><br />
Tetapi pertanyaan tentang nyaman dan tidaknya lalu-lintas di jalan sekitar Jogja, akan dijawab bermacam versi, tergantung rasa dan pandangan masing-masing pengguna jalan raya. Mereka yang mengalami kemacetan setiap pergi ke kantor atau sekolah setiap pagi, mungkin akan mengeluhkan keadaan tersebut. Motor dan mobil bersaing menuju tempat tujuan, tak jarang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Pula kedisiplinan pengguna kendaraan masih belum merata.<br />
<br />
Meski demikian, jika dibandingkan kabupaten lain yang memiliki begitu banyak jalan rusak dan membahayakan, mungkin sepatutnya pengguna jalan di Jogja lebih bersyukur. Kepadatan yang terjadi merupakan akibat yang wajar karena banyaknya kendaraan yang jauh melebihi kapasitas jalan. Itu pun sebenarnya tak berlangsung sepanjang hari, hanya di waktu-waktu pergi dan pulang kantor/sekolah saja. Malam hari, sebagian jalan malah sangat lengang.<br />
<br />
Jogja masih sangat layak untuk digunakan tempat bersepeda, dan masih nyaman untuk dilintasi. Tingkat kenyamanan yang diidamkan, akan sangat dipengaruhi pula oleh moda transportasi yang digunakan. Jika mampu menggunakan mobil seperti pada foto diatas, atau ferrari sport yang juga pernah melintas disini, tentu kenyamanan tak harus terlalu dikeluhkan lagi...Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-86946314263456612252012-09-01T02:35:00.000+07:002013-04-28T05:28:41.245+07:00One Night Malioboro<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img border="0" height="382" width="575" src="http://2.bp.blogspot.com/-ni4AmAn9F9g/UEERCn5EIwI/AAAAAAAAFUw/Y5XcoNr7up4/s1600/onenightmalioboro.jpg" /></div><br />
Malioboro is the most famous street in Jogja. I took this pic from <a href="https://www.facebook.com/jogya">Yogyakarta</a> page in facebook. Nice pic shot by <a href="https://www.facebook.com/tonihandoko1973">Toni Handoko</a>.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-4955314068305938792012-08-15T00:18:00.002+07:002012-11-27T03:44:49.614+07:00Jogja Tourism New Atmosphere<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO-ymSb6nNYONzjzfv3CJ-YCi1Ysmd5oVamDczHDm9Jks8naaiHS7RNXT8OyclYat_FbV_QGvjnwRBNHySF9jr42-PezHZJ2-CiEr3O956lOsLRh7SR8oVKHOM9tCMK9W2jmakrZj5PJw/s1600/jogoboro.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="211" width="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO-ymSb6nNYONzjzfv3CJ-YCi1Ysmd5oVamDczHDm9Jks8naaiHS7RNXT8OyclYat_FbV_QGvjnwRBNHySF9jr42-PezHZJ2-CiEr3O956lOsLRh7SR8oVKHOM9tCMK9W2jmakrZj5PJw/s400/jogoboro.jpg" /></a></div><br />
There will be a different atmosphere in Jogja, especially in Malioboro street, if you come here and enjoy it. The security forces are now using special uniform with traditionally nuance, such as batik accents and special fabrics.<br />
<br />
Traditional uniforms will be worn as everyday clothes, since the local government has decided to use it as Jogja's special identity in tourism sector. All tourism players participate by using Jogja special clothes with traditionally batik style.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-78782323743778968562011-10-07T13:02:00.004+07:002012-11-27T01:47:28.885+07:00Old Style Building at Yogyakarta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><img src="http://3.bp.blogspot.com/-5n5IVRi-5pA/To6U_sVI1II/AAAAAAAADt4/n9LfLJ5pY2c/s1600/DSC00066x.JPG" /></div>This building is located at in front of Tugu, you may find it easily. There are many old buildings here in around Jogja. Some of them are maintainded well and looks so beauty, but some others not saved and become new buildings with modern style.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-73866728967851830492011-10-03T14:35:00.003+07:002011-10-03T14:42:03.036+07:00Yogyakarta Central Bank Building Being Repainted<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-FuZvcJnZoyc/Tolm78RMd1I/AAAAAAAADtw/R4AntI4hKDo/s1600/DSC00019xy.JPG" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="300" width="400" src="http://3.bp.blogspot.com/-FuZvcJnZoyc/Tolm78RMd1I/AAAAAAAADtw/R4AntI4hKDo/s400/DSC00019xy.JPG" /></a></div><br />
This is my pic taken while visiting post office at zero kilometer area Yogyakarta two days ago. The Central Bank building is being repainted and cleaned right now. If you visit Jogja in the future you'll find it covered by new paint and look more beautiful. This building is one of beatutiful buildings in this amazing city...Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-75423349566081417302011-09-17T13:03:00.002+07:002011-09-17T13:05:59.525+07:00Colorful Amaris Hotel in Jogja<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrM-nvknr78mEIxWs-Jku8BzJFMNojtDigjtJJ4Uq1gsNXx5waj1fLaN3cvGgJHg00GiECMzY4rsuoDoY5gdSkZwvXkfjOfjgEQimWA0R7fEHVpaardesPBbhgWHxps4YMA72xzgSKCMI/s1600/amaris.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="284" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrM-nvknr78mEIxWs-Jku8BzJFMNojtDigjtJJ4Uq1gsNXx5waj1fLaN3cvGgJHg00GiECMzY4rsuoDoY5gdSkZwvXkfjOfjgEQimWA0R7fEHVpaardesPBbhgWHxps4YMA72xzgSKCMI/s400/amaris.JPG" width="400" /></a></div><br />
Amaris Hotel Jogja is a colorful hotel ^^. I've never seen other hotel with such as colorful design like it yet. I love this unique style.<br />
<br />
But we're seaching for the service, not just hotel's colors right? As a part of Santika Indonesia Hotels and Resorts, we could hope for it's best services. Amaris Jogja site said it provide you 71 rooms. Interested in trying to find out? Just come to Jogja and check yourself in. Proove it by yourself. [Already have your experiences with this hotel? You may write your review @ comment box, thanks...]<br />
<br />
It located at Jl. Diponegoro 87, near the famous Tugu Jogja. You may walk around in the early morning and reach Tugu easily :)<br />
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-30578766703500630952011-08-24T17:50:00.001+07:002013-04-28T05:34:14.240+07:00Fresh Fruits are On The Way to Yogyakarta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-nkHp_5AWGaY/TlSMFgeIwgI/AAAAAAAADp8/o81yL8VvDvM/s1600/DSC00188-734365.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="300" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5644290259245646338" src="http://1.bp.blogspot.com/-nkHp_5AWGaY/TlSMFgeIwgI/AAAAAAAADp8/o81yL8VvDvM/s400/DSC00188-734365.JPG" width="400" /></a></div><br />
You may meet fruit sellers on their journey to Yogyakarta city easily. I found this banana seller's motocycle just now as pictured. Many people bring their fresh fruits to be sold at this tourism destination everyday. <br />
<br />
If you visit Jogja, you won't get any trouble to buy fruit, from local farm fruit or even imported fruit. Just come here to feel the city of javanese culture atmosphere...Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-18961838554282015252011-08-22T07:19:00.008+07:002011-08-24T21:07:47.724+07:00The Beauty of Hotel All Seasons Yogyakarta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXom9yE_hNOEal9pwmKLQt27Njq-vWYf8wsnRqGLhAzYE30wUQfLON7iZwUme5N5BKgfoDxVcKpEjoB4vPRqs1uD014pJx3otvXKiBgecx4zxS3MQy0sCPsBloV7k3gX0RtSohCf8RNAA/s1600/DSC00180-799921.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="300" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5643378295318481298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXom9yE_hNOEal9pwmKLQt27Njq-vWYf8wsnRqGLhAzYE30wUQfLON7iZwUme5N5BKgfoDxVcKpEjoB4vPRqs1uD014pJx3otvXKiBgecx4zxS3MQy0sCPsBloV7k3gX0RtSohCf8RNAA/s400/DSC00180-799921.JPG" width="400" /></a></div><br />
I went to the post office tonight and across the road in front of Hotel All Seasons Yogyakarta to meet this beautiful flow of accessorie lamps placed on the building's face. It's just nice and creative...<br />
<br />
Location:<br />
Jl. Dagen No 107 55271 YOGYAKARTA - INDONESIA<br />
Tel: (+62)274/588889<br />
Fax: (+62)274/588763<br />
E-mail: info@allseasonsyogyakarta.com<br />
GPS: S 7° 47' 37.09" E 110° 21' 41.04"<br />
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-39103631649485821032011-08-20T19:51:00.002+07:002013-04-28T05:34:42.025+07:00Traditional Vehicle at Yogyakarta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHo6r_nomCoua52FXoJq4roDxd24Oc7PcqALMigEcPUjCIUCmbH1sqYE3HMKQ-SgQUzv1K1TjHkZHqJAZJwXjBvwY3aJAhq5URfMVJsIqGc9fxa9pNk9oGktPjs60OK6FRWifte-9Eeac/s1600/DSC00168-736040.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="300" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5642830840862012418" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHo6r_nomCoua52FXoJq4roDxd24Oc7PcqALMigEcPUjCIUCmbH1sqYE3HMKQ-SgQUzv1K1TjHkZHqJAZJwXjBvwY3aJAhq5URfMVJsIqGc9fxa9pNk9oGktPjs60OK6FRWifte-9Eeac/s400/DSC00168-736040.JPG" width="400" /></a></div>You may find traditional vehicle for your transport easily at Yogyakarta. Visit this amazing tourism destination city and reach places around the area using 'becak' (by man power) or 'delman' (by horse power). The traditional vehicles move slower, but you'll enjoy your trip better.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-45257484216062522782011-08-19T11:47:00.001+07:002011-08-20T23:08:36.539+07:00Tugu Jogja<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-xUM5Q3zMmGM/Tk2XxjzhX1I/AAAAAAAADoY/-EU_WrNQYRs/s1600/DSC00160-773612.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="300" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5642332785845821266" src="http://3.bp.blogspot.com/-xUM5Q3zMmGM/Tk2XxjzhX1I/AAAAAAAADoY/-EU_WrNQYRs/s400/DSC00160-773612.JPG" width="400" /></a></div><br />
This is one of most popular buildings in Jogja, with it's historical value. This is Tugu.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-61688700740821824472010-04-11T08:43:00.007+07:002013-04-28T05:35:43.607+07:00Batik Hunting in Jogja<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_T7_p67Ppu1E/S8EpqXG5mxI/AAAAAAAAARE/55HRQs7MjU8/s1600/batik-ed.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 400px; height: 229px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_T7_p67Ppu1E/S8EpqXG5mxI/AAAAAAAAARE/55HRQs7MjU8/s400/batik-ed.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5458690031083952914" border="0" /></a>Jogja is a city with cultural nuance in everywhere around it. <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Batik">Batik</a> is an Indonesian art works with unique and special touch. You'll get every batik type you need in here. Just find batik stores and you may choose the type you like and get it as your souvenirs. Come here and get the batik hunting in Jogja city.adminhttp://www.blogger.com/profile/05639059565594385050noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-71076537720926276872010-04-01T12:15:00.005+07:002010-04-11T08:17:45.045+07:00Jogja, The Art City<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_T7_p67Ppu1E/S7QsQkuBNvI/AAAAAAAAAQo/kK6XtICIGHA/s1600/DSC00658x.JPG"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 397px; height: 400px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_T7_p67Ppu1E/S7QsQkuBNvI/AAAAAAAAAQo/kK6XtICIGHA/s400/DSC00658x.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5455033711898736370" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">If you are an artist or you love art performance or art products, you'll get your sattifaction here. Jogja is the land of artists. Dancing, singing, painting, crafting, and many more. You'll get an amazing journey while travelling here. Make sure to get a right guide, call your travel agent or contact someone who understands an artistic tour destinations in Jogja.<br />Photo: An Art studio in Kasongan Bantul, Jogja. Provides many statues from wood etc.</div>adminhttp://www.blogger.com/profile/05639059565594385050noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-55039694659221410232009-06-16T08:34:00.008+07:002013-04-28T05:36:01.489+07:00Salak Park in Turi Yogyakarta<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_T7_p67Ppu1E/Sjb24GMMpkI/AAAAAAAAANc/dxZzn0Uk8PA/s1600-h/DSC00390x.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 400px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_T7_p67Ppu1E/Sjb24GMMpkI/AAAAAAAAANc/dxZzn0Uk8PA/s400/DSC00390x.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5347733051143923266" border="0" /></a><br />
I visited salak park in Taman Agrowisata Turi last Sunday. Joining my son class event there, I was entering this park in 8.00 in the morning. There's a place to pick this fruit by ourselves and eat it. You may pick it, eat it but not carry out the fruit. Just pay IDR 10.000 and eat it as much as you like.<br />
<br />
<blockquote>"Makan sampai kenyang deh di Kebun Salak Agrowisata Turi ini. Kebun ini dibawah pengelolaan Pemkab Sleman, dan cukup ramai dikunjungi pada hari Minggu. Sebagian anak-anak menikmati fasilitas flying fox yang diberikan oleh pihak pendamping, terpisah dari manajemen taman. Udara cukup segar dan dingin, karena berada di ketinggian wilayah Turi, Sleman utara." </blockquote><br />
Come to Jogja, come to Turi Agrotourism Park. Let's pick this salak fruit!! Salak pondoh is sweat and delicious... Try it!<br />
adminhttp://www.blogger.com/profile/05639059565594385050noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-61852158927450127232009-06-12T20:07:00.012+07:002013-04-28T05:36:15.121+07:00Looking at Abdi Dalem in Kraton Yogyakarta<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_T7_p67Ppu1E/SjJVQo8z_SI/AAAAAAAAANU/akY3nwGf3U8/s1600-h/abdidalem1bw.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5346429452000951586" src="http://2.bp.blogspot.com/_T7_p67Ppu1E/SjJVQo8z_SI/AAAAAAAAANU/akY3nwGf3U8/s200/abdidalem1bw.jpg" style="height: 200px; margin: 0pt 10px 10px 0pt; width: 124px;" /></a></div><br />
If you're visiting Sultan Palace (Kraton Yogyakarta) you'll find many people using traditional wear there. They are 'Abdi Dalem' who work everyday to serve Sultan and his family.<br />
<br />
I found an another interesting photo in <a href="http://jogjaportrait.com/people-3/the-abdi-dalem/" style="color: #990000;">this page</a>. Just click to find out.<br />
<br />
"<span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Abdi dalem</span> are people who voluntarily subjugate their services to the Kraton (palace) and Sultan and his extended family. They prepare almost all of Sultan’s daily necessities and perform Javanese traditional ceremonies, inside and outside Kraton. Abdi dalems are organized based on functional services, where they inherited such title of service prior to Sultan’s official entitling.<br />
<br />
But most of all, abdi dalems are the true believers as well as guardians of Javanese tradition." (taken from<span style="color: #660000;"> </span><a href="http://jogjaportrait.com/people-3/the-abdi-dalem/" style="color: #660000;">here</a><br />
</span>adminhttp://www.blogger.com/profile/05639059565594385050noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-92020266875825988002009-06-09T20:01:00.005+07:002011-08-20T22:46:36.929+07:00Joglo Houses in Yogyakarta<blockquote>I read it just now, and felt sad when realize it. Well there's no enough money here to protect cultural assets from rich buyers and maybe no other choices for Joglo's owners. They have to stay alive too, with their family, childrens, needs...</blockquote><a href="http://www.thejakartapost.com/news/2009/06/09/traditional-joglo-houses-could-soon-disappear-kotagede.html"><br />
<span style="color: rgb(102, 0, 0);">Traditional Joglo House Could Soon Disappear from Kotagede</span></a><br />
<br />
Slamet Susanto, The Jakarta Post, Yogyakarta<br />
<br />
Joglo, a Javanese traditional house, will soon disappear from Kotagede, Yogyakarta should the current rate of sales and conversion continue.<br />
<br />
Based on the data from the Kotagede Art, Culture, and Tourism Institute, between 1985 and 2007, Kotagede lost only one Joglo per year, but after the 2006 earthquake, the city has lost 31 joglos.<br />
<br />
The other 25 damaged joglos have also been sold as the owners could not shoulder the renovation cost.<br />
<br />
"I am crying when seeing the fact," Nashier, an activist from the Kotagede Art, Culture, and Tourism Institute, said. "Can you imagine, a joglo, which has been there for hundreds of years, must be sold only for Rp 5 million (US$500) or Rp 15 million due to an economic hardship after the earthquake,"<br />
<br />
He said Kotagede joglos had declined from more than 200 to 125 joglos, and the number could drop further should there be no certain measures from the government to deal with the sales and conversion of joglos.<br />
<br />
"We have proposed a tax break for joglo owners ten years ago, but there is no approval from the government up to now," Nashier said.<br />
<br />
He also called on the government to find a grant in order to prevent joglos from being sold and converted to different kinds of buildings.<br />
<br />
"So far, we have done such an effort. We just got funds from the University of Gadjah Mada to take over six joglos and conserve them," he said.<br />
adminhttp://www.blogger.com/profile/05639059565594385050noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2000560357871902061.post-52886626385164851662009-06-01T06:18:00.009+07:002011-08-19T05:39:04.958+07:00Hotels in YogyakartaWhen you come here, you need a hotel. Is it difficult to find hotels in Jogja? Absolutely not. As second favourite tourism destination after Bali, Yogyakarta has many hotels ready to serve tourists from everywhere. I guessed there are hundreds of hotels here :)<br />
<br />
Here some hotels displayed on my yellowpages of telkom phone book. It's useful for your guidance hopefully.<br />
<ol><li>Hotel Wisanti : Jl. Taman Siswa 79</li>
<li>Hotel Mutiara Malioboro : Jl. Malioboro 18</li>
<li>Hotel Inna Garuda : Jl. Malioboro 60</li>
<li>Hotel Melia Purosani : Jl. May Suryotomo 3</li>
<li>Hotel Ibis Malioboro : Jl. Malioboro 52 - 58</li>
<li>Hotel Hyatt Regency : Jl. Palagan Tentara Pelajar</li>
<li>Hotel Santika : Jl. Jend Sudirman 19</li>
<li>Hotel Quality : Jl. Laksda Adisucipto 48</li>
<li>Hotel Sahid Raya Yogyakarta : Jl. Babarsari Tambakbayan</li>
<li>Hotel Sheraton Mustika : Jl. Laksda Adi Sucipto Km 8,7</li>
</ol>The page is not enough to dispay all hotels in Jogja. There's hundreds entries! You may leave a comment to ask about it.<br />
<br />
adminhttp://www.blogger.com/profile/05639059565594385050noreply@blogger.com1