Salak merupakan salah satu jenis buah yang populer dan relatif banyak dijajakan di sekitar Jogja. Hal ini disebabkan terdapat komoditas lokal ‘Salak Pondoh’ yang merupakan produk andalan dari wilayah utara daerah istimewa ini. Sebut saja wilayah Turi, Kabupaten Sleman, yang sejak dulu dikenal merupakan penghasil buah manis tersebut.
Dari pantauan pada sebuah pasar kulakan modern yang terletak di Jalan Magelang, pada Senin (18/11/2013) salak dibandrol harga Rp. 650 per 100 gramnya, alias Rp. 6.500 per kilogram. Berapa harga salak di luar pasar moderern tersebut? Nampaknya bervariasi dan tergantung pula pada kualitas rasanya. Pembeli dapat mendapatkan harga yang lebih murah jika mendapatkan salak dari petani atau penjual ‘tangan pertama’, sedangkan harga di penjaja pinggir jalan, atau pasar tradisional alamiahnya akan sedikit lebih mahal.
Jika pada minggu lalu salak pondoh 'langsung dari kebun' dapat dibeli seharga Rp. 4.000 per kilogramnya, minggu ini harganya sudah turun lagi pada level Rp. 3.000 per kilogram. Harga yang rendah dapat disebabkan oleh berlangsungnya panen raya atau musim salak yang ditandai membanjirnya salak di pasaran.
Melimpahnya salak khas ini, selain menguntungkan pembeli, dapat pula mengancam pendapatan petani dan penjual salak. Yang paling memprihatinkan adalah jika salak yang tak terjual akhirnya terbuang percuma. Penduduk di kawasan penghasil salak sudah sejak beberapa tahun yang lalu diberikan pelatihan untuk mengolah salak dalam bentuk yang lain dan lebih tahan lama, sehingga tak hanya bergantung pada penjualan produk segar.
Berminat mencicipi salak pondoh dan salak lainnya yang dihasilkan dari Jogja? Silakan berkunjung secepatnya.
Follow Us
FANPAGE